Tak
sesederhana Kata Cinta
Selesai
sholat Isya Rara langsung berbaring di tempat tidur, ia lelah sekali dengan
aktivitasnya yang lumayan padat hari ini. Ia berniat tidur cepat. Rara
menyalakan radio kesayangannya, mulai mencari siaran yang menurutnya enak,
tentu saja pengganti dongeng untuk penghantar tidurnya. Alunan lagu-lagu pop
mulai terdengar, Ohyaa ini malam Rabu ada acara Ceriwis – semacam salam-salam
atau nyamperin seseorang di radio- dan itu acara favorit Rara. Ia tidak pernah
menelpon ke radio untuk menyampaikan salam atau semacamnya, tetapi ia suka
mendengarnya, menurutnya itu lucu.
Hampir saja mata Rara terpejam
ketika tiba-tiba suara mbak Mei sang penyiar radio mengagetkannya. Namanya
disebut ! Spontan Rara langsung membesarkan volume radionya. Rian, yaa Rian
mengiriminya puisi. Rara sangat terkejut, ia langsung memegang dada, ia merasa
jantungnya hampir copot.
“ Malam Booss, aku Rian dimana
aja, aku mau ngirimi puisi buat Rara, semoga Rara mendengarnya “ mbak Mei
membacakannya dengan suara lantang. Dan mbak Mei pun langsung membacakan puisi
nya.
Ku temui banyak wanita
Namun
sama terasa
Senyum
Tutur
kata
Dan
segala hal yang mereka miliki
Apa
yang ada saat ini
Tak hal nya kemarin
Yang tak kau tahu
Yang belum kau mengerti
Menjadi raahasia hati dalam diri
Karena indah sempurna, aku yang tahu
Dan percaya
Semu wanita itu sama
Kecuali kamu
Dan kau
Tak sesederhana kata Cinta
Rara
terdiam, hampir tak bisa bernapas. Ia tak menyangka Rian akan mengiriminya
puisi. Ia masih tak percaya. Rara mencubit pipinya, dan kemudian ia meringis,
ternyata ia sedang tidak bermimpi. Rian benar benar mengirimi nya puisi di
radio, dan tentu saja itu didengar oleh banyak orang. Jantungnya berdebar,
wajahnya memerah, dan ia merasa dada nya sesak sekali, itu yang selalu
dirasakannya setiap ia mengingat sosok Rian. Seseorang yang sudah dikagumi dan
dicintainya sejak lama, ya sejak Rara masih duduk di kelas 2 SMP, dan itu sudah
3 tahun yang lalu.
Siang
itu Rara bersama Karin sahabatnya pergi ke sebuah warnet, hanya untuk
menghabiskan waktu luang sebelum pulang ke rumah. Seperti biasa ia sibuk
browsing di akun facebook nya, hingga kemudian tanpa sengaja ia melirik seorang
anak laki-laki berseragam SMP, mungkin seumuran dengannya yang juga asyik
browsing, senyumnya manis sekali, pikir rara. Di sebelah kanan baju sekolahnya
terdapat tulisan SMP TUNAS BANGSA. Anak itu sekolah disitu, sebuah sekolah yang
cukup mahal, pikir rara. Dan ia penasaran. Rara meninggalkan komputernya dan
menghampiri Karin yang bersebelahan dengan anak laki-laki itu. Rara berpura-pura
menanyakan sesuatu pada Karin dan matanya melirik ke komputer anak laki-laki
itu, ingin tahu apa yang sedang anak laki-laki itu lakukan. Oh ternyata anak
laki-laki itu juga sedang asyik dengan akun facebooknya. Rara melirik sekali
lagi kearah komputer anak itu, dan dapat ! Rara melihat dengan jelas nama akun
facebook anak laki-laki itu, RIAN PRATAMA.
Dengan
wajah berseri-seri Rara kembali ke komputernya, langsung mencari akun facebook
anak itu. RIAN PRATAMA, ketemu. Tanpa pikir panjang Rara langsung meminta
pertemanan. Rara semakin tersenyum lebar ketika permintaan pertemanannya di
facebook diterima, ia menjerit, dan tangan kanannya langsung menutup mulutnya.
Tentu saja ia tidak ingin menjadi pusat perhatian orang-orang. Rara menatap ke
arah Rian, anak laki-laki itu. Dan ternyata Rian juga sedang menatapnya dengan
tersenyum, Rara terkejut dan langsung menunduk, ia merasa Rian mengetahui kalau
ia yang baru saja meminta pertemanan. Tiba-tiba Karin sudah berada disamping
nya, membuat Rara semakin terkejut.
“ ayok
pulang ra, lapar nih”, ujar Karin
“ohyaaaa,
baiklah” balas Rara. Padahal ia masih ingin berlama-lama disini. Tetapi
diikutinya juga sahabatnya itu.
Sebelum
melangkahkan kaki keluar Rara sempat melihat ke arah Rian, untuk terakhir
kalinya pikir Rara. Dan ternyata Rian juga melihat kearahnya, dengan senyum
yang terkembang. Rara juga memberikan senyuman termanisnya, kemudian menunduk
seolah-olah berpamitan pada Rian.
Semenjak
hari itu, setiap pulang sekolah Rara selalu menyempatkan diri untuk main di
warnet itu. Tentu saja dengan harapan dapat bertemu dengan Rian, anak laki-laki
yang membuatnya tidak bisa tidur itu. Dan ternyata Rian juga selalu datang ke warnet
itu. Namun mereka tidak pernah bertegur sapa, hanya saling melemparkan senyum.
Dan itu sudah membuat hati rara senang.
Tapi
suatu hari ketika Rara ke warnet langganannya itu, Rara mendapati warnet itu
tutup. Rara sangat kecewa, ia tidak bisa bertemu Rian hari ini. Dan kejadian
ini berlangsung keesokan harinya, seterusnya, hingga berminggu-minggu lamanya.
Mungkin warnet benar-benar sudah tutup pikir Rara. Rara langsung merasa lemas,
ia tidak bisa bertemu dengan Rian, cowok idamannya. Rara memang tidak mengenal
cowok itu, dimana tinggalnya, bagaimana sifatnya. Rara hanya tau namanya, dimana
sekolahnya, dan Ia tau ia mencintai cowok itu. Entahlah, entah apa yang membuat
Rara mencintainya, mungkin itu cinta pada pandangan pertama. Percaya tak
percaya, tapi bayangan Rian selalu menghantuinya, dan saat ini Rara sangat
merindukan Rian, sangat!
Hingga
suatu hari di sekolahnya...
Rara
sekarang sudah duduk di bangku kelas 2 SMA, saat ini seperti biasa ia sedang
duduk santai di mejanya, hingga seorang teman menghampirinya.
“Heh, jangan melamun ra!”, tegur
Fahri sambil duduk dibangku kosong di sebelah Rara.
“Siapa yang melamun, oiya selamat
ulang tahun ya fahri, semoga semua-semuanya deh, kapan makan-makannya ?” ucap Rara
sambil tersenyum.
“makasi Ra, hari minggu datang
ya, aku buat acara di rumah. Oia hari ini si Rian ulangtahun juga kan? Udah ngucapin?”
tanya Fahri
“Rian ??” tanya rara dengan
ekspresi terkejut yang tidak dibuat-dibuat, dan otaknya langsung bekerja hingga
bayangan wajah Rian pun muncul di benak Rara, cinta pandangan pertama nya di
SMP dulu. Oia Rara lupa, dulu ia pernah cerita soal Rian pada Fahri setelah
mengetahui bahwa Fahri dulunya alumni SMP TUNAS BANGSA, dan tentu saja Fahri
mengenal Rian. Rian sahabat Fahri ketika SMP.
“aku tidak tahu hari ini
ulangtahunnya juga, lagipula bagaimana cara menghubungi nya, kau kan tahu ri
aku ini hanyalah pengagum rahasianya” balas Rara.
“nah pakai ini saja, aku punya
nomornya” sahut Fahri sambil menyodorkan handphone nya.
“dia tidak mengenalku”, balas Rara
sambil menunduk sedih.
Minggu
siang di rumah Fahri.
Rara berdiri kaku di depan pintu,
ia terlambat datang ke acara Fahri. Acara sudah dimulai, ketika ia mengucapkan
salam semua mata tertuju padanya. Dan ada sepasang bola mata yang mengawasi nya
dari sudut ruangan. Dan tanpa sengaja Rara juga melihat ke arah sepasang mata
itu, tiba-tiba nafasnya terasa terhenti, keringat bercucuran di wajahnya, ia
melihat Rian. Yaa Rian seorang cowok cinta pandangan pertamanya, yang juga
Cinta Pertama dan tentu saja Cinta monyetnya. Ternyata Rian juga hadir di acara
ulang tahun Fahri. Fahri langsung memanggil Rara dan menarik tangannya dan
tiba-tiba saja mereka sudah berdiri di depan Rian. Dan mereka pun berkenalan.
Lagu I wanna Be nya Lenka
mengagetkan Rara yang sedang termenung, ternyata daritadi ia sedang melamun,
teringat awal perkenalannya dengan Rian pertama kalinya. Perkenalan yang
menurut Rara sungguh aneh, seperti di sinetron-sinetron ftv yang sering di
tontonnya. Ternyata sms dari Rian.
From
: My Love
“Udah
di dengar puisinya tadi kan ra ? itu khusus buat kamu ra. Semoga kamu suka.
Selamat tidur yaa Ra, semoga mimpiin aku, love you :*”
Senyum
Rara mengembang membaca pesan singkat itu, Rian memang selalu penuh kejutan,
dan sekarang Rian telah menjadi pacarnya. Cinta pandangan pertamanya, Cinta
Pertama, Cinta Monyetnya dan semoga saja cinta terakhirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar